Tradisi Sadranan, Warga Sambisari Purwomartani Arak 2 Buah Gunungan

YOGYAKARTA, Cendana News – Menjelang bulan suci Ramadhan warga desa Sambisari Purwomartani Kalasan Sleman melaksanakan tradisi Nyadran atau Ruwahan yang sudah berlangsung selama ratusan tahun di kompleks Masjid Kagungan Dalem Sambisari, Kamis (16/3/2023).

Nyadran atau Ruwahan merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Selain melakukan kegiatan pembersihan sekaligus ziarah ke makam leluhur, warga juga menggelar acara doa bersama berupa zikir maupun tahlil, yang diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan pembagian hasil bumi.

Dihadiri Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi serta perwakilan Kraton Yogyakarta, termasuk Camat Kalasan hingga Lurah Purwomartani, acara berlangsung khidmat. Warga masyarakat nampak antusias mengikuti kegiatan secara bersama sama.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kegiatan Sadranan atau Ruwahan merupakan cara masyarakat Yogyakarta dalam mengingat dan mengenang nilai-nilai tradisi leluhur.

Termasuk diantaranya adalah nilai untuk menghargai perbedaan dan memperkuat hubungan batin dengan leluhur. Menurutnya lewat kegiatan Sadranan masyarakat diingatkan bahwa hidup di dunia tidak sendiri namun bersama orang lain.

“Sehingga setiap orang wajib senantiasa menjaga rasa persatuan, dan tidak mudah terpecah-belah oleh perbedaan. Karena perbedaan adalah sumber kekuatan untuk membangun kehidupan lebih baik,” katanya.

Sementara itu Takmir Masjid Sambisari, Hadiyat menyebut tradisi Nyadran atau Ruwahan di kawasan masjid Sambisari sudah berlangsung sejak ratusan tahun. Pasalnya masjid Sambisari sendiri merupakan masjid Kraton Yogyakarta, yang selalu menjaga tradisi adat istiadat masyarakat Jawa yang berlandaskan Islam.

Lihat juga...