G30S/PKI: SOEKARNO-SOEHARTO BERENANG DI ANTARA DUA KARANG
Oleh: Abdul Rohman
Sebagai konsekuensi perjanjian Wina tahun 1942, negara-negara sekutu membela anggotanya untuk menguasai kembali negara jajahannya. Indonesia harus berhadapan dengan sekutu untuk benar-benar lepas dari cengkeraman kolonialis Belanda.
Bahkan hingga tahun 1960-an, Irian Barat belum diserahkan ke Indonesia.
Presiden Soekarno melakukan perlawanan terhadap hegemoni barat. Salah satunya mencari aliansi dengan “kawan sementara”. Ialah negara-negara blok timur. Ia hendak meminjam kekuatan blok timur itu untuk menekan barat.
Upaya Presiden Soekarno ditikam PKI dari dalam negeri. PKI atas dukungan komintern hendak menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.
Ketika komunis melangkah terlalu jauh untuk menguasai Indonesia, muncullah Mayjen Soeharto. Ia gagalkan kudeta PKI. Ia bubarkan organisasinya serta menjadikannya sebagai organisasi terlarang.
Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto membawa Indonesia keluar dari jepitan dua kekuatan dunia. Blok Barat dan Blok Timur. Presiden Soeharto kemudian membawa Indonesia sebagai negara independen dan tidak disubordinasi dua kekuatan adidaya itu.
Pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia menjadi regional leader ASEAN. Indonesia juga menjadi penggerak utama dari Gerakan Non Blok dan inisiatif Selatan-Selatan.
Selebihnya bisa dibaca dalam buku, “Presiden Soeharto dan Visi Kenusantaraan”. Bisa didapatkan di market place “Gunsa Book Store” dalam link:
https://shopee.co.id/product/331312971/10877835936?smtt=0.100775878-1670062909.3