Injak usia 75 tahun, ini sejarah lahirnya Kopasgat Korps Baret Jingga
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Atas inisiatif Komodor (U) Soerjadi Soerjadarma, kemudian dipilih 12 orang putra asli Kalimantan dan dua orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan. Tanggal 17 Oktober 1947, para anggota berhasil diterjunkan di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002. Ini adalah operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia.
Pasukan ini awalnya akan diterjunkan di Sepanbiha, Kalimantan Selatan namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah Kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan kesalahan memprediksi tempat penerjunan.
Setelah bergerilya di dalam hutan pada tanggal 23 November 1947, pasukan ini disergap tentara Belanda akibat pengkhianatan seorang kepala desa setempat, yang mengakibatkan gugurnya tiga orang anggota. Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa. Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) Soerjadi Soerjadarma.
Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan darat TNI Angkatan Udara. Sementara tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat), kemudian pada tahun 1997 diubah menjadi Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI Angkatan Udara.
Selanjutnya pada tahun 2022 sesuai Surat Keputusan PANGLIMA TNI Nomor Kep/66/I/2022 tanggal 19 Januari 2022 tentang validasi organisasi dari Korpaskhas kembali ke jatidiri awal pasukan komando dan pasukan payung pertama NKRI yaitu Kopasgat.