Petani muda ini raup untung puluhan juta rupiah dari tanam semangka

“Dulu sempat tanamannya kena serang hama oteng-oteng yang memakan daun. Sehingga membuat buah semangka jadi rusak,” kenangnya saat itu.

Elvis tergolong muda saat memutuskan untuk menjadi petani. Lulusan SMK Negeri 1 Benai ini, sudah memiliki visi yang jauh ke depan. Meski melanjutkan kuliah bukanlah jalan yang dipilihnya, menjadi ‘petani berdasi’ ternyata sudah ada dalam impiannya.

“Terus mengembangkan usaha kebun semangka ini dan ke depan saya bertekad bisa memiliki lahan sendiri,” harapnya.

Usai menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2018 lalu, Elvis ikut membantu ayahnya di kebun dan banyak bergaul dan mengambil pelajaran bertani dari para petani senior lainnya di Koptan Air Mengalir.

“Karena belum juga dapat kerja juga waktu itu, saya sering main ke kebun dan belajar bertani semangka dengan anggota koptan saat itu dan akhirnya saya tertarik sampai sekarang,” ujar Elvis.

Ia mengaku berkat pendampingan dari program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), dirinya merasa terbantu dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya.

“Kami dibantu cara penggunaan pestisida dan takaran yang tepat serta bantuan mulsa,” jelasnya.

Terbentuknya koptan Air Mengalir tidak terlepas dari peran program CD RAPP. Perusahaan bagian dari grup APRIL ini memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) kepada koptan berupa bibit, pupuk, pestisida, mulsa, alat-alat pertanian, hingga pelatihan pertanian modern.

Head of Community Development RAPP, Hasto Teguh Kuncoro mengapresiasi tekad dan semangat koptan Air Mengalir, terutama petani muda yang menginspirasi dari Kuansing.

“Kisah sukses dari para petani dampingan menjadi penyemangat bagi kami. Program pendampingan petani yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di sekitar operasional kami. Semoga lebih banyak lagi petani muda seperti Elvis yang mau menjadi petani sukses ke depannya,” pungkas Hasto.

Lihat juga...