Wanita Indonesia Harus Berkolaborasi untuk Memastikan Jamu Bisa Diakui UNESCO
Cendana News, JAKARTA – Upaya melestarikan keberadaan jamu dan pengembangannya terus dilakukan para pegiat dengan mengajukan sebagai warisan budaya tak benda yang diakui oleh UNESCO. Para pegiat mengharapkan dengan adanya pengakuan akan lebih terbuka peluang untuk pengembangan secara berkelanjutan.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Dr. Ir. Dra. Giwo Rubiyanto Wiyogo, MPd menyampaikan, Presiden Joko Widodo telah mengajak semua masyarakat untuk terus berkarya dengan berbasis pada kearifan lokal.
Salah satunya adalah jamu, suatu kearifan lokal yang sudah diturunkan secara turun menurun di Indonesia. Dimana mengkonsumsinya sudah menjadi keseharian yang dilakukan dari masa kecil hingga dewasa.
“Karena itu, KOWANI sangat mendukung upaya mengajukan jamu menjadi warisan budaya yang diakui oleh UNESCO,” kata Giwo dalam Workshop Jamu II Tahun 2022 secara virtual, Jumat (19/3/2022).
Tentunya hal tersebut, membutuhkan dukungan dari masyarakat Indonesia agar mampu terwujud.
“Saya sangat mengapresiasi dukungan dari Dirjen Kebudayaan dalam mengawal dan menggolkan upaya Jamu Goes to UNESCO ini,” ucapnya.
Ia menyatakan, para wanita Indonesia harus berkolaborasi dan bersinergi untuk memastikan jamu bisa diakui menjadi warisan budaya.
“Kalau bukan kita, perempuan yang mendukung, siapa lagi,” ucapnya tegas.
Hal senada disampaikan oleh Ketua bidang Ekonomi Koperasi UKM KOWANI, Ratna Soejoedi yang menyatakan selama masa pandemi COVID 19, masyarakat diharapkan tetap melakukan aktivitas dengan mengedepankan protokol kesehatan dan menggali kearifan lokal.
“Jamu adalah produk primadona yang berbasis pada pengobatan tradisional, yang sudah diwariskan dari nenek moyang dan merupakan warisan budaya, sebagai upaya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit secara mandiri,” kata Ratna.