Retno Marsudi: Indonesia Pastikan Perlindungan Sosial Selama Pandemi
“Kita lihat sebagian negara berhasil dengan baik dan sebagian lagi mengalami kesulitan mempertahankan demokrasi di tengah pandemi. Saya menegaskan tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara yang paling baik menangani pandemi adalah negara-negara demokrasi,” tutur Retno.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres yang turut berbicara dalam pembukaan BDF menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 berpeluang memperlebar kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.
Karena itu, ia mendorong komunitas global untuk bekerja sama agar kesetaraan dapat dijalankan, antara lain melalui peringanan hutang, pemberian akses setara terhadap vaksin, dan meningkatkan investasi untuk ketahanan kesehatan, jaminan sosial, dan pendidikan bagi semua.
“Equality atau kesetaraan tidak hanya menjadi ruh dari demokrasi, tetapi juga sebagai mesin penggerak bagi upaya pemulihan. Equality is an engine for recovery,” kata Retno, mengutip pernyataan Guterres.
Selain Sekjen PBB, BDF ke-14 juga diikuti oleh 18 pejabat setingkat menteri/wakil menteri, antara lain Menlu Amerika Serikat Antony Blinken, Menlu China Wang Yi, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, dan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta.
Tahun ini, BDF diselenggarakan dengan lebih interaktif dengan meminta pandangan para ahli di bidangnya selain tentunya pandangan para menteri, termasuk di antaranya ekonom peraih Nobel, Joseph Stiglitz. [Ant]