Aksara Sunda, Jawa, Bali, Bertransformasi ke Sistem Digital

Tangkapan layar Ketua Tim Konseptor Rancangan SNI Aksara Nusantara PANDI Heru Nugroho saat menyampaikan keterangan pers yang diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Rabu (8/12/2021). -Ant

Pada pemanfaatan aksara digital yang lebih luas, kata Heru, bisa diintegrasikan dengan sistem keamanan perbankan.

“Password perbankan bisa pakai aksara nusantara. Kalau kita mengkoding sistem pertahanan digital pakai aksara Nusantara, siapa yang bisa menembus?” katanya.

Menurut Heru, masyarakat Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang sangat antusias menyambut platform aksara nusantara secara digital.

Di Indonesia, kata Heru, transformasi aksara menuju digital baru bersifat rintisan. Sebagai gambaran, Cina membutuhkan waktu selama 20 tahun memulai tahapan aksara digital mereka. “Mereka tidak gunakan aksara latin, tapi aksara Cina,” katanya.

Pada acara yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK Didik Suhardi, mengatakan selain tiga aksara yang sudah ber-SNI, masih banyak aksara lainnya yang kini telah teridentifikasi sebagai aksara nusantara dan sedang didorong menuju digitalisasi.

Aksara yang dimaksud di antaranya, Batak, Bima, Lontara Bilang-bilang, Budha, Incung, Jangang-jangang atau burung, Kawi atau Jawa Kuno, Lampung, Bugis, Lota, Arab-Manudara, Serang, Jontal, Gayo, Gorontalo, Dayak, Kanum, Malesung, Minangkabau, Palembang, Rikahara.

“Kami di PMK berkoordinasi dengan Kemendikbud Ristek, Perpustakaan Nasional, Badan Bahasa dan Kominfo yang punya tanggung jawab pada perizinan digitalisasi supaya masuk ke perangkat industri,” katanya. (Ant)

Lihat juga...