Tagana Dilatih Mampu Analisa Situasi Bencana
JAKARTA – Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat Kessos) Kementerian Sosial, melatih 60 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari seluruh provinsi untuk mampu menganalisa situasi bencana.
Pelatihan tersebut dinilai strategis, mengingat kondisi Indonesia rawan bencana. Kegiatan berlangsung selama 7-13 November 2021 di Tagana Centre, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
“Kekuatan Kemensos (Kementerian Sosial) itu terletak di balai-balai yang berada di daerah, sebab kalian paling dekat dengan lapangan jika terjadi bencana dan masalah sosial lainnya, ” ujar Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (9/11/2021).
Ia mengatakan, Tagana harus mempunyai semangat muda, sedangkan dalam situasi bencana jangan sampai hanya menjadi operator.
“Di lapangan kalian harus tahu apa yang dikerjakan. Jangan sampai menjadi penonton dan operator saja, kita harus bisa menganalisis langkah apa yang akan diambil selanjutnya,” ujar dia.
Risma secara daring menekankan Tagana di lokasi bencana tidak hanya mampu menyalurkan, menyerahkan, dan memberikan berbagai paket bantuan kepada para korban, tetapi perlu ada kemampuan-kemampuan yang lainnya.
“Kemampuan itu adalah analisis situasi bencana. Saat pertama jadi Mensos, saya turun ke longsor di Sumedang, awalnya korban sembilan orang, tapi banyak yang ingin menolong tanpa analisis bencana, dan longsor susulan datang, dampaknya korban menjadi 37 orang. Itu bukti pentingnya analisis bencana, ” ujar dia.
Pada kesempatan itu, Kepala BP3S, Hartono Laras, menyampaikan pentingnya pelatihan untuk SDM Tagana, karena bencana alam di Indonesia terus terjadi di berbagai daerah.