Seorang Sarjana Pendidikan di Sikka Sukses Jadi Petani Hortikultura
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Ia melihat anak muda di Desa Nebe belum banyak yang berminat menjadi petani sehingga ia mengharapkan bisa terjun jadi petani karena banyak lahan yang belum digarap.
“Sampai sekarang belum ada bantuan dari pemerintah dan saya baru membentuk kelompok tani dengan anggotanya anak-anak muda. Ada 3 orang tua tapi berjiwa muda,” ungkapnya.
Kris mengaku belajar bertani secara otodidiak dari media sosial dan mempraktekan di kebun dan selama ini hanya menjual hasil komoditi di Kota Maumere saja dengan harga jual cabe keriting Rp10 ribu per kilogram.
Ia mengharapkan dengan terjunnya anak-anak muda menjadi petani akan membuat sektor pertanian di Kabupaten Sikka bisa lebih maju.
Albert Parera, salah satu tokoh masyarakat Desa Nebe mengakui, belum banyak anak-anak muda yang terjun menjadi petani, padahal lahan pertanian di desa ini sangat potensial
Albert mengaku kagum dengan apa yang dikerjakan Kris dan beberapa anak muda yang mulai terjun menjadi petani sehingga akan memotivasi anak-anak muda lainnya.
“Saya berharap agar anak-anak muda bisa terjun menjadi petani. Air sangat melimpah dan sudah ada drainase apalagi lahan pertanian juga tidak jauh dari jalan negara Trans Flores sehingga transportasi untuk ke Maumere lebih mudah,” ucapnya.