Masa ‘Ngebabang’ Nelayan Teluk Lampung Perbaiki Alat Tangkap
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Nurmansah bilang selama masa istirahat melaut ia menggunakan modal pinjaman. Modal pinjaman dipergunakan untuk membeli alat, membayar jasa tukang.
Pengembalian modal akan dilakukan saat mendapatkan hasil tangkapan melalui pembayaran bertahap. Pinjaman modal diakuinya kerap diperoleh dari bos ikan tempat ia menyetorkan hasil tangkapan.
Selain Nurmansah, sebagian sektor usaha berbasis laut ikut terpengaruh saat masa ngebabang. Lukiman, penyedia air bersih untuk perahu, kapal nelayan mengaku alami penurunan permintaan.

Ia menyebut satu hari saat nelayan melaut mengirim sebanyak puluhan jeriken air. Jeriken air bersih berkapasitas puluhan liter dikirim ke perahu untuk persediaan saat melaut.
“Saat masa ngebabang hanya sedikit nelayan butuh air bersih, hanya untuk memasak saat sandar,” ulasnya.
Selain air bersih, Lukiman mengaku kebutuhan es balok sementara minim. Es balok sebutnya akan digunakan nelayan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan. Penggunaan es balok juga digunakan sebagai pengawet ikan untuk pedagang atau pelele.
Kondisi normal ia mengaku mendapat pesanan puluhan balok es untuk pengawetan ikan. Kini permintaan hanya mencapai belasan balok. Es sebagian digiling dan dibiarkan utuh.
Kondisi cuaca dan masa pakai perahu atau kapal nelayan kerap berimbas kerusakan. Imanuel, pemilik perahu bermesin dengan kapasitas 100 PK mengaku dinding perahu kayu alami kebocoran. Imbasnya perahu alami kebocoran saat sandar di tepi dermaga Lempasing.