Ombak Putih Kembang Kapas, Pengaruhi Hasil Tangkapan Nelayan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Dampak paling terasa saat fase ombak putih kapas sebut Sutrisno angin cukup kencang. Sejumlah bagan apung dalam fase tersebut harus diberi pemberat jangkar.
Sebab jangkar berfungsi menahan laju pergerakan ombak yang berpotensi menggeser posisi bagan apung. Bagan apung sebagai penghasil utama teri jengki, teri buntiau sebutnya sementara tidak menghasilkan.
“Jaring angkat pada bagan apung sementara ditarik memakai katrol sementara menunggu kondisi cuaca membaik,” terang Sutrisno.
Mardiah, salah satu pengepul ikan menyebut sebagian nelayan masih ada yang melaut. Meski demikian hasil tangkapan berkurang dibandingkan saat kondisi cuaca normal.

Sebelumnya nelayan dengan perahu jaring rampus bisa mendapat tangkapan ikan hingga puluhan keranjang. Memperoleh sebanyak sepuluh keranjang saja ia bisa mendapatkan sepuluh kuintal ikan laut.
Hasil tangkapan yang minim sebut Mardiah tidak mempengaruhi harga ikan laut pada level pelelangan. Harga ikan laut jenis tengkurungan, selar, tongkol, kembung dijual seharga Rp25.000 hingga Rp35.000 per kilogram.
Berbagai jenis ikan laut segar sebutnya sebagian masih bisa diperoleh dari stok tangkapan sebelumnya. Ikan laut hasil tangkapan sebutnya bisa disimpan memakai lemari pendingin.
“Hasil tangkapan ikan laut nelayan berkurang namun belum berpengaruh pada harga ikan saat fase ombak mutih kembang kapas,” ujarnya.
Herdianti, pedagang ikan laut di Gudang Lelang, Bumi Waras menyebut menyediakan satu kuintal ikan laut. Jenis ikan yang dijual merupakan ikan perairan dalam dengan sistem pancing.