Masyarakat Arjasari Masih Gunakan Sirib untuk Tangkap Ikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BANDUNG – Sejumlah masyarakat di Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih mempertahankan cara tradisional menangkap ikan, yaitu dengan menggunakan sirib atau yang juga banyak dikenal dengan sebutan tangkul.

Sirib sendiri merupakan alat tangkap ikan yang terdiri dari jaring berbentuk persegi, dan keempat ujungnya diikatkan pada dua batang bambu atau kayu yang dipasang bersilang tegak lurus.

“Cara pakainya (sirib) tinggal dimasukkan ke dalam air, terus tunggu sampai kira-kira kita yakin ada ikan di dalamnya, terus tinggal angkat saja,” kata Maulana (46), warga kampung Babakan Mantri, desa Pinggirsari, Arjasari kepada Cendana News saat ditemui, Senin (18/10/2021).

Maulana menyebut, bahwa penggunaan sirib memang membutuhkan sedikit pengalaman dan tenaga yang lebih besar. Pasalnya, sirib itu berukuran besar dan bisa menampung ikan dalam jumlah yang banyak, ketika diangkat, maka bebannya berat.

“Enaknya pakai sirib ini bisa cepat dapat banyak ikan. Kalau pakai pancingan kan paling dapatnya satu-satu, tapi kalau sirib, 20 ekor ikan juga bisa kita dapatkan sekali angkat,” tandas Maulana.

Menurut Maulana, umumnya sirib digunakan untuk menangkap ikan di sungai maupun di empang atau di perairan yang skalanya tidak terlalu besar. Ia mengaku tidak pernah melihat ada orang yang menggunakan sirib untuk mengambil ikan di laut.

“Kayak saya ini pakai sirib buat nangkap ikan di empang. Orang-orang rata-rata pakai sirib ya di empang dan di kali atau sungai. Kayaknya tidak mungkin pakai sirib nangkap ikan di laut,” ungkapnya.

Sementara itu di tempat yang sama, Jumhana Rofik, menambahkan, bahwa sirib cukup banyak dijual, khususnya di toko-toko online. Ia pun mengaku pernah membelinya, dengan harga kisaran Rp70 ribu untuk ukuran 3 meter persegi.

Lihat juga...