BPBD Sikka Harus Antisipasi Dampak Kekeringan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta untuk mengantisipasi adanya bencana kekeringan yang melanda sebagian wilayah kecamatan terutama krisis air minum bersih.

“Banyak wilayah yang mulai mengalami krisis air minum bersih dan ini harus segera diantisipasi,” pinta Carolus Winfridus Keupung, anggota Forum Peduli Penanggulangan Bencana (FPPB) Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui di kantornya di Kelurahan Beru, Maumere, Jumat (15/10/2021).
Win sapaannya mengatakan, kekeringan selain diakibatkan oleh kondisi cuaca panas yang berkepanjangan, juga dipengaruhi oleh berkurangnya hutan tutupan terutama wilayah sekitar mata air.
Dia mengatakan beberapa wilayah kecamatan seperti Magepanda dan Waigete selalu terjadi banjir akibat dari alih fungsi hutan untuk perkampungan dan kebun warga.
Ia mengingatkan agar pemerintah desa harus membuat aturan mengenai daerah tangkapan air agar jangan dijadikan lahan kebun atau dibangun perumahan karena akan berdampak banjir di bagian hilir.
“Wilayah hutan sekitar mata air pun berkurang drastis sehingga banyak mata air di wilayah barat dan timur pun debitnya menurun drastis.Perlu ada langkah penghijauan besar-besaran dan larangan menebang pohon di sekitar mata air,” sarannya.
Win mencontohkan, mata air Wair Puan di Kecamatan Nita saja yang jadi andalan perusahaan air minum daerah, debitnya berkurang drastis sehingga berdampak terhadap suplay air bersih bagi warga di Kota Maumere.