Alternatif Budidaya Kepiting Soka Berbiaya Rendah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Permintaan pasar akan kepiting Soka yang selama ini belum dapat terpenuhi secara optimal memberikan peluang bagi para pembudidaya untuk melakukannya. Kendala biaya yang besar dapat diatasi dengan menerapkan budidaya indoor secara sederhana.

Penyuluh Perikanan, Pusat Riset Luhkan Maros, Chandra Buana, SStPi, MSi, menyatakan Provinsi Sulawesi Tenggara secara khusus dan wilayah Indonesia secara umum memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya air payau.
“Salah satunya kepiting soka, yang sudah banyak dilakukan di luar negeri juga. Tapi terobosan yang kita lakukan sekarang adalah dengan melakukan budidaya secara sederhana, yaitu teknologi sederhana secara indoor, yang dapat menghemat biaya dan dapat dilakukan oleh masyarakat biasa,” kata Chandra, dalam sharing session online budidaya perikanan, Senin (25/10/2021).
Ia menyebutkan, dengan melakukan penyederhanaan, masyarakat bisa memiliki alternatif untuk melakukan budidaya kepiting Soka, sehingga bisa mendapatkan pendapatan tambahan untuk pemenuhan kebutuhan hariannya.
“Terobosan penyederhanaan dilakukan pada sistem saringan air laut atau payau, yaitu hanya dengan menggunakan pasir laut dan karang yang sudah mati, untuk menjaga salinitas air payau di 19-21 ppt. Menggantikan wadah kepiting dengan wadah plastik yang murah,” paparnya.
Ia menjelaskan, masa budidaya kepiting hanya sekitar 14 hingga 21 hari, tetapi membutuhkan pengawasan ekstra.