Tobong, Andalan Perajin Batu Bata di Musim Hujan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Hujan dengan intensitas sedang hingga deras mulai melanda wilayah Lampung, dan kerap menjadi penghalang perjuangan para pencari pundi-pundi rupiah. Namun, api semangat mencari peluang tetap membara di kalangan para perajin batu bata di wilayah tersebut.

Ngadimun, perajin batu bata di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, mengatakan, pantang menantang hujan menjadi prinsipnya dalam memproduksi batu bata. Hujan tetap bisa mengguyur bumi, namun ia masih tetap bisa mencetak setiap keping batu bata. Pencetakan memakai alat manual dikenal dengan bata tubruk, masih dilakukan olehnya. Hujan tetap mengguyur, namun ia mengandalkan tobong, yaitu sebuah rumah khusus untuk produksi batu bata.

Ia mengatakan, tobong dalam kearifan lokal produsen batu bata, menjadi pusat kehidupan. Sejak pagi hingga sore ia masih bergulat dengan tanah. Tobong kerap dibuat luas dengan lantai tanah, area pencetakan, area penyimpan tanah siap olah dan area pembakaran. Tobong menjadi pusat dan sumber kehidupan perajin batu bata untuk berlindung dari hujan, panas dan berbagai kondisi cuaca.

“Tobong kerap dilengkapi balai-balai tempat tidur, istirahat, sehingga aktivitas harian sebagai pemilik usaha kecil produsen batu bata terpusat di tobong. Rumah jadi tempat istirahat kala malam, sehingga tobong dibuat dengan bahan yang bagus,” terang Ngadimun, Selasa (7/9/2021).

Penghujan tidak menghalangi Ngadimun memproduksi batu bata di bawah tobong sementara dari atap terpal di Tanjung Sari, Palas, Lampung Selatan, Selasa (7/9/2021). -Foto: Henk Widi
Lihat juga...