Pertanian Sirkular, Cara Petani Bandar Lampung Maksimalkan Lahan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Keterbatasan lahan oleh himpitan kebutuhan permukiman tidak menyurutkan warga tetap bertani.

Suyitno, menyadari warisan tanah dari sang kakek sebagai sumber kehidupan mempertahankan negeri agraris. Petani di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung menyadari keterbatasan lahan. Pertanian sirkular jadi pilihan baginya.

Tinggal di tepian kota Bandar Lampung berbatasan dengan Kecamatan Natar, Lampung Selatan membuat lahan diincar untuk permukiman.

Suyitno mengaku tetap mempertahankan lahan pertanian untuk menanam padi dua kali setahun. Irigasi permanen menjadikan petani bisa menanam padi diselingi dengan hortikultura untuk rotasi tanaman. Menanam padi dilanjutkan sayuran jadi solusi agar lahan terbatas menghasilkan.

Memiliki lahan seluas lima are atau 500 meter persegi, Suyitno menyebut memanen padi akhir Agustus silam. Usai memanen padi varietas Inpari 32, berselang satu pekan ia melakukan pengolahan lahan.

Lahan sawah dibuat menjadi bedengan, kolam ukuran kecil memanjang. Bedengan sebagai media tanam diberi taburan pupuk kandang, jerami kering dicacah, sebagian dibakar.

“Karena lahan terbatas tidak mencapai hektaran dimiliki oleh ratusan petani membuat kami memaksimalkan lahan, usai panen padi. Air lancar dimanfaatkan untuk menanam sayuran yang bisa dipanen maksimal satu bulan sembari menunggu masa tanam padi berikutnya,” terang Suyitno saat ditemui Cendana News, Senin (6/9/2021).

Suyitno menyebut sejak awal September hingga Desember mengaku berniat menanam sayuran. Pertanian sirkular diaplikasikan olehnya dengan sistem diversifikasi.

Sejumlah tanaman sayuran berupa bayam cabut, kangkung, sawi, pakcoy, bawang daun, tomat rampai ditanam olehnya. Pembuatan bedengan sebutnya sekaligus sebagai pembatas untuk kolam-kolam kecil budi daya ikan gabus, nila dan lele mutiara.

Lihat juga...