Pengolahan Garam Mekanis tak Butuh Modal Besar
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Pengolahan garam mekanis memang tak bisa meningkatkan kadar NaCl sebesar pengolahan garam rekristal. Tapi, sistem ini dianggap paling cocok saat ini bagi mayoritas petani garam di Indonesia karena tak membutuhkan modal besar.
Kepala Instalasi Pengembangan Sumber Daya Air Laut, Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Aris Wahyu Widodo, menjelaskan teknik pengolahan garam secara garis besar ada dua, yaitu secara mekanis atau yang dikenal dengan istilah pencucian garam atau hydromill dan teknik rekristal.
“Teknik pencucian garam ini memang tidak seefektif teknik rekristal dalam meningkatkan kadar NaCl dalam garam. Tapi, lebih sesuai untuk pengusaha rakyat. Karena tak membutuhkan modal besar. Dan jika sejak awal pengolahan garam dilakukan secara benar, maka tingkat NaCl dapat sesuai untuk sektor konsumsi,” kata Aris saat dihubungi oleh Cendana News, Senin (27/9/2021).
Ia menjelaskan peningkatan NaCl yang bisa terjadi dengan teknik pengolahan mekanis adalah sekitar 6 poin.

“Karena memang dilakukan dalam teknik pengolahan mekanis adalah memecah garam krosok yang awalnya berukuran 4 milimeter hingga 1 centimeter menjadi 2 milimeter. Jadi, hanya mencuci permukaan saja. Dalam kristalnya tidak terkena,” ucapnya.
Jadi, kalau kadar saat garam krosok itu adalah 85 persen, maka akan meningkat menjadi 91 persen. Atau jika awalnya 90, maka akan menjadi 96 persen.