Mantan Atlet Karate dari Merauke Jadi Pemain PES

Atlet esport Laode Nurdiansyah, wakil Papua untuk cabang olahraga ekshibisi esport PON XX Papua, di arena hoki dan kriket di Doyo Baru, Jayapura, Papua, Selasa (21/9/2021). -Ant

Pria yang sehari-hari bekerja dalam bidang jasa di bandara Mopah, Merauke, itu mengaku pernah merasa terlalu tua untuk esport.

“Merasanya karena mungkin sudah terlambat karena keadaan. Di zaman sekarang ini baru berkembanglah esport, dengan umur kita sudah melampaui seperti itu,” kata Laode.

Pernah suatu ketika, Laode bercerita, saat dia mendaftarkan diri untuk mengikuti kompetisi, beberapa anak usia sekolah menengah (SMP), berbisik mengatakan, bahwa dia terlalu tua untuk bertanding esport.

Namun, anggapan orang — bahkan ketika teman-temannya menganggap sebelah mata olahraga esport — tidak digubris Laode. Dia berharap, setelah mengikuti PON dapat bergabung dengan klub dan menjadi pro player.

Lebih dari itu, kecintaannya dengan esport tidak hanya untuk dirinya sendiri, dia berkeinginan untuk memajukan komunitas dan ekosistem esport di Merauke.

“Balik dari sini, pasti saya cerita pengalaman saya dengan teman-teman lain di komunitas, harus seperti ini, harus seperti itu, karena di luar sudah seperti ini kita sudah jauh tertinggal,” kata Laode.

Mendorong Komunitas

Perkembangan esport di tanah Papua, menurut Laode terkendala dua hal, yakni perangkat dan yang utama adalah jaringan.

Laode menyebut, di antara 10 orang teman bermain hanya dua orang yang memiliki perangkat, sehingga dia bersama teman-temannya harus bermain secara bergiliran.

Keterbatasan perangkat bukan hal utama, menurut Laode, jika dibandingkan dengan jaringan yang menjadi tulang punggung esport.

“Untuk bakat di papua ini banyak sekali, mungkin banyak yang bagus-bagus belum terekspos dengan adanya kekurangan jaringan ini,” ujar Laode.

Lihat juga...