Berdamai dengan Sedimentasi Sungai Maksimalkan Kelestarian Lingkungan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Sedimentasi pada sungai berdampak negatif sekaligus positif juga diakui Hasanudin. Warga Bakauheni itu menyebutkan, puluhan tahun silam nelayan dengan perahu ukuran belasan meter bisa masuk ke alur sungai. Penggundulan bukit, pembangunan proyek jalan tol Sumatera menambah volume lumpur di sungai Pegantungan. Imbasnya kala penghujan sungai meluap ke permukiman.
“Normalisasi dan pembuatan tanggul telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum sehingga sedimen lumpur bisa dibuang,” ulasnya.
Kesadaran warga menjaga kebersihan sungai juga meningkat. Imbasnya hanya lumpur yang terbawa aliran sungai sampai di muara. Bentangan muara sisi Barat dan Timur menjadi habitat mangrove yang subur. Sedimentasi justru memperluas vegetasi mangrove di wilayah itu. Pada jangka panjang, luas daratan akan bertambah secara alami. Sebagai reklamasi alamiah, sebagian mangrove ditanami dengan bibit baru.
Nelayan sebutnya mulai berdamai dengan alam, memaksimalkan kelestarian sungai. Hasanudin bilang akan sulit melawan sedimentasi. Pasalnya pembangunan dan pemanfaatan lahan untuk ladang mengakibatkan kikisan tanah. Biaya operasional tinggi mendatangkan alat berat pengeruk sungai jadi alasan sedimentasi dibiarkan.

Sejumlah nelayan memilih membuat kolam tambat perahu baru tanpa memanfaatkan sungai. Hasanudin bilang dengan adanya sedimentasi oleh lumpur dan sampah mudah terurai akan memberi kehidupan baru. Vegetasi mangrove sebutnya bisa subur oleh berbagai lumpur dari perbukitan. Campuran lumpur yang mengendap memperluas wilayah yang ditumbuhi mangrove.