Aki Atim, Tetap Tegar Berkeliling Tawarkan Jasa Servis Payung

Editor: Koko Triarko

“Saya tetap berkeliling menggunakan sepeda butut ini, selain mencari rezeki, juga untuk olahraga dan bisa berinteraksi dengan banyak orang. Mungkin ini rahasia kebugaran, meski sekarang saya sudah berusia 86 tahun,”jelasnya.

Dia pun mengaku, saat ini tidak memiliki teman sebaya, dan berteman lintas generasi, tak banyak dari mereka bertanya enak di zaman siapa? Jika mendapat pertanyaan demikian, Aki Atim mengaku enak di zaman Soeharto.

“Enak zaman Pak Harto, nyari usaha gampang, sekarang makan enak banyak, tapi nyarinya susah ngabiskan pun gampang sekarang. Kalau zaman Pak Harto memang susah, tapi nyarinya enak,” jawab  Aki Atim, mengenang kejayaan jasa servis payung di era 1980-an.

Dia mengaku, dulu dari usaha servis payung keliling dan servis jok keliling bisa membeli tanah untuk berkebun. Sekarang, penghasilannya hanya cukup untuk makan hari ini saja.

Nek Neneng (61), mengakui bahwa di usia Aki Atim yang sepuh tetap berkeliling. Setiap hari selalu bertemu dan bercanda dengan Aki Atim saat melintas di jalur setapak Danau Cibeureum, Desa Lambangsari.

“Aki Atim dari pagi sudah keliling, biasanya lepas dzuhur sudah menuju pulang ke rumah menyusuri jalur setapak Danau Cibereum ini menuju Kampung Bambu Runcing. Semua indranya masih bagus seperti mata dan telinganya,”ujar Neneng.

Lihat juga...