Warga Pesisir Teluk Betung Lestarikan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Modernisasi alat tangkap ikan laut tidak menggerus kearifan lokal (local wisdom) dalam penggunaan alat ramah lingkungan. Melestarikan alat tangkap ramah lingkungan jenis pancing rawe dasar, jaring apung, bubu kepiting, bagan apung, bagan congkel tetap jadi alternatif.
Asep Saefuloh, nelayan di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Teluk Betung Timur menyebut memakai bubu kepiting.
Bubu kepiting sebutnya merupakan alat tangkap yang semula dibuat dari bambu, kayu. Kombinasi alat penjepit dan senar kini banyak memakai kawat yang lebih ringan.
Satu alat bubu kepiting dibeli dari toko pertanian seharga Rp25.000. Memiliki sebanyak 30 alat bubu kepiting proses pemasangan dilakukan pada perairan dangkal. Ia harus bisa membaca kondisi pasang surut, gelombang dan lingkungan pantai.
Bermodalkan alat bubu kepiting, Asep Saepuloh kerap memasangnya pada area ratusan meter. Bubu dirangkai dengan sejumlah pelampung bekas styrofoam sebagai penanda.
Rangkaian penanda akan dikaitkan dengan tambang agar tidak terseret arus. Umpan pada alat bubu kepiting berupa daging ikan jolot, cumi cumi yang dibeli dari pasar Lempasing. Proses pemasangan bubu kepiting hanya butuh waktu setengah jam.
“Setelah dipasang bisa saya tunggu sembari memancing ikan dengan sistem senar ulur, setengah jam kemudian setiap bubu kepiting bisa diperiksa. Jika ada yang terjebak ukuran kecil dilepaskan dan ukuran besar bisa diambil, bubu kepiting hanya sebagai perangkap tidak mematikan ikan atau kepiting yang memakan umpan,” terang Asep Saefuloh saat ditemui Cendana News, Rabu (18/8/2021).
Alat tangkap ramah lingkungan bubu kepiting sebut Asep Saefuloh efektif mendapatkan hasil tangkapan. Setelah ditangkap kepiting laut sebagian merupakan kepiting bakau, rajungan akan disortir.