Tempat Isolasi COVID-19 Terpusat di Buleleng Ditambah 

Sekretaris Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, setelah memimpin Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan COVID-19, Sabtu (7/8/2021) - Foto Ant

Pemindahan pelaku isoman ke isoter, merupakan tindak lanjut dari Instruksi Gubernur Bali, yang mengatakan tidak ada isolasi di rumah. Sekda Suyasa menyebut, kasus aktif di luar rumah sakit sudah mencapai hampir 70 persen menjalani isolasi terpusat. “Jadi, kita harapkan yang isoman ini bisa digeser lagi ke isolasi terpusat, dengan dinamika tersendiri karena kan setiap hari ada yang sembuh tapi ada yang masuk,” katanya.

Satgas COVID-19 Kabupaten Buleleng, terus berupaya menambah tempat isolasi terpusat , untuk masyarakat yang terpapar COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan atau OTG-GR. Sekda Suyasa mengaku, pihaknya terus menjajagi tempat-tempat yang bisa digunakan, sebagai tempat isolasi terpusat.

“Kita lihat ada gedung nggak di kecamatan yang bisa digunakan. Kalau kemarin sih dari Bapak Pangdam, dan Bapak Kapolda, juga mendukung silakan kalau ada mess Danramil digunakan silakan dan sebagainya, jadi semua potensi harus dikerahkan ya instruksi Pak Gubernur kemarin saat Rapat Koordinasi begitu,” katanya.

Selain tambahan tempat isolasi terpusat, Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng, Bali, juga membentuk tim dokter telekonsultasi untuk para pasien COVID-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman). “Telekonsultasi ini membantu para pasien COVID-19 berstatus OTG yang melakukan isoman. Jika ada keluhan, pertanyaan bisa langsung ditujukan kepada dokter yang bertugas. Dokter-dokter yang masuk dalam tim telekonsultasi ini berasal dari unsur Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Fakultas Kedokteran (FK) Undiksha,” kata Sekda Suyasa.

Satu dokter, bisa memberikan konsultasi terhadap 10-15 pasien COVID-19 berstatus OTG-GR yang sedang melakukan isoman. Konsultasi dilakukan melalui sambungan whatsapp antara nomor dokter dan pasien. Satgas memberikan nomor whatsapp pasien ke dokter dan sebaliknya. Namun, telekonsultasi ini konsepnya berbeda dengan telemedicine.

Jika telemedicine bisa memberikan resep obat kepada pasien. Sedangkan, telekonsultasi hanya memberikan konsultasi kepada pasien. “Jika dalam konsultasi diketahui sudah bergejala, diarahkan untuk ke fasilitas kesehatan. Jadi, tidak memberikan resep obat,” ucap Suyasa.

Lihat juga...