Pentingnya Pengelolaan Sampah Sejak Berada di Dapur
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kita perlu mengubah paradigma pengelolaan sampah yang lama. Yaitu, tidak menempatkan semua sampah di TPA. Tapi mulai mengurangi dari sumber sampah tersebut,” ucapnya.
Langkahnya adalah mulai dari mereduksi sampah yang ada, menggunakan kembali limbah yang masih bisa digunakan, melakukan komposting, mengubahnya menjadi energi dan yang terakhir, diharapkan dalam jumlah sedikit, baru dikirimkan ke TPA.
“Dampaknya bukan hanya pengurangan jumlah sampah di TPA tapi juga berkurangnya biaya logistik hingga 30 persen. Artinya, biaya berkurang, pemakaian solar berkurang dan biaya pemeliharaan alat pengangkutan juga berkurang. Ditambah, konflik sosial juga akan berkurang dan risiko bencana akibat sampah juga menurun persentasenya,” ucapnya.
Peneliti PPBBI, Haryo Tejo Prakoso, MAgr.Env., menyatakan pengelolaan sampah menjadi efek penting dalam mencapai SDGs.

“Di mana dalam membangun strong sustainability itu, ekologi menjadi lingkaran terluar, dengan manusia pada lingkaran kedua dan lingkaran terdalam adalah ekonomi. Jadi kalau ekologinya sudah hancur, ya artinya lingkaran yang terdalam juga akan hancur,” kata Haryo, dalam kesempatan yang sama.
Ekologi ini terdiri dari tanah, air dan udara, yang masing-masing memiliki angka kualitas masing-masing.
“Dari beberapa penelitian, terlihat penurunan kesuburan tanah, baik karena pencemaran bahan kimia maupun tindakan yang menghilangkan sumber nutrisi tanah alami. Misalnya, jika panen padi, jeraminya dibakar. Akhirnya tanah jadi tidak punya sumber nutrisi,” ucapnya.