Peneliti BPPT: Perkebunan Energi, Alternatif Pengganti Impor BBM

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Industri energi Indonesia tidak akan berkembang jika yang dilakukan hanya hal yang biasa dilakukan. Butuh pemikiran, teknologi dan pengembangan industri yang berbeda dari yang sudah dilakukan, untuk membuat industri energi Indonesia berkembang menuju kemandirian energi.

Peneliti Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Agus Kismanto menyatakan sektor energi bahan bakar Indonesia mengalami masalah besar. Karena konsumsi BBM besar tapi lifting-nya tidak bisa ditingkatkan.

“Impor BBM meningkat terus dan membuat sumbangan besar pada defisit. Kalau Indonesia mau memiliki kemandirian, artinya harus dicari cara yang berbeda dengan cara yang sudah-sudah. Kita tidak bisa mendapatkan hasil yang berbeda jika usaha yang kita lakukan tetap sama. Alternatif yang bisa dilakukan adalah membangun perkebunan energi untuk menopang kebutuhan BBM tersebut. Bukannya impor,” kata Agus saat dihubungi, Selasa (17/8/2021).

Peneliti Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain, BPPT, Agus Kismanto menjelaskan tentang perkebunan energi, saat dihubungi, Selasa (17/8/2021). -Foto Ranny Supusepa

Ia menjelaskan dalam industri energi ada dua sektor yaitu bahan bakar dan kelistrikan. Keduanya masih menjadi masalah bagi Indonesia. Walaupun sektor bahan bakar lebih mendesak.

“Impor BBM kita meningkat terus, dan membuat memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya defisit.  Dan solusi yang diajukan untuk membangun kilang minyak, tidak menyelesaikan akar masalah, kita cuma berpindah dari impor gasoline ke impor crude oil, sama impornya cuma nilai rupiahnya berkurang sedikit,” urainya.

Lihat juga...