Kasus Kontaminasi Vaksin Moderna di Jepang Bertambah

Para perawat menunggu orang yang datang untuk menerima vaksin penyakit virus corona (COVID-19) Moderna di pusat vaksinasi masal yang baru dibuka di Tokyo, Jepang, Senin (24/5/2021) - foto Ant

TOKYO – Jumlah vaksin COVID-19 dari Moderna di Jepang, yang terkontaminasi partikel, bertambah satu juta dosis. Otoritas setempat mengklaim telah melakukan penangguhan penggunaannya. Sebelumnya, zat asing dikabarkan telah ditemukan pada botol-botol vaksin Moderna, dan dua orang dilaporkan meninggal setelah menerima dosis vaksin dari kelompok botol yang tercemar.

Penangguhan, yang berdampak pada lebih dari 2,6 juta dosis vaksin tersebut dilakukan, di tengah upaya Jepang melawan gelombang COVID-19 terburuk, yang dipicu oleh varian Delta. Kasus infeksi harian di negara itu untuk kali pertama telah melewati angka 25.000 pada bulan ini, di tengah lambatnya pemberian vaksin.

Laporan terakhir kasus kontaminasi datang dari Prefektur Gunma, yang ada di dekat Tokyo dan Prefektur Okinawa di selatan, yang mendorong penangguhan dua lot vaksin pada Minggu (29/8/2021). Hal itu dilakukan, setelah 1,63 juta dosis ditarik pekan lalu.

Sebuah zat hitam kecil, ditemukan di dalam botol vaksin Moderna di Gunma, kata seorang pejabat prefektur setempat. Di Okinawa, zat hitam terlihat di sejumlah jarum suntik dan sebuah botol, dan materi berwarna merah muda ditemukan pada sebuah jarum suntik yang lain.

Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan, beberapa insiden mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang dimasukkan secara tidak benar, sehingga mematahkan sebagian sumbat karetnya. “Botol-botol vaksin lain dari lot yang sama tetap dapat dipakai,” kata Kementerian Kesehatan Jepang, Senin (30/8/2021).

Kasus kontaminasi tersebut terungkap menyusul laporan pemerintah pada Sabtu (28/8/2021), ada dua orang meninggal setelah menerima suntikan vaksin Moderna dari lot-lot yang akhirnya ditangguhkan. Pemerintah sebelumnya mengatakan. tak ada isu keamanan dan kemanjuran yang teridentifikasi. Dan penangguhan itu dilakukan karena untuk tindakan pencegahan. Penyebab kematian dua orang tersebut masih diselidiki. “Menurut saya, kontaminasi zat asing tidak mungkin jadi penyebab langsung kematian mendadak,” kata Takahiro Kinoshita, seorang dokter dan wakil ketua Cov-Navi, kelompok informasi vaksin.

Lihat juga...