Gunung Rajabasa Jamin Pasokan Air Lahan Padi di Penengahan
Editor: Koko Triarko
Menurut Marsudi, pembagian air irigasi dilakukan petani secara berkesinambungan. Sejumlah petani dalam satu hamparan membentuk kelompok tani (Poktan). Keberadaan poktan efektif dalam pembagian air, masa tanam serentak hingga panen.
Modernisasi sistem pertanian, juga dilakukan dengan irigasi permanen yang dibangun dengan semen. Alat traktor, treser dan combine harvester juga digunakan.
Marsudi bilang, masa tanam ke tiga sebagian dimulai sejak Juni. Sebagian petani yang mendapat pasokan air mulai menanam padi sejak awal Juli hingga Agustus ini. Namun sistem pembagian air dan pemilihan varietas menjadi faktor molornya masa tanam. Meski demikian, ia memastikan awal Agustus seluruh petani sudah mulai melakukan penanaman. Ia memilih varietas padi IR64 yang bisa dipanen setelah 120 hari.
“Pilihan varietas juga toleran panas, kekeringan untuk antisipasi jika terjadi kekurangan air, agar produksi bulir padi maksimal,” ulasnya.
Petani lain bernama Iisdiyanto, menyebut meski aliran air irigasi lancar, memahami masa tanam penting. Pemahaman masa tanam pertama, ke dua, ke tiga, berkaitan dengan pasokan air dan hama.
Menurutnya, memasuki masa tanam ke tiga, antisipasi kekeringan sudah bisa diatasi. Namun dengan berkurangnya petani menanam padi di bagian lain, berimbas potensi hama burung dan tikus. Antisipasi dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan.
Pembersihan lahan telah dilakukan pada galengan atau pembatas sawah. Memasuki usia padi sebulan, ia akan mempergunakan pagar plastik untuk mengurangi hama tikus dan keong mas. Sistem perendaman dan pengeringan lahan bertahap dilakukan untuk pencegahan penyakit.