Debu Beterbangan Kala Perbaikan Jalan Ryacudu, Pelaku Usaha Pilih Tutup

Editor: Makmun Hidayat

Meski ruas jalan di depan usaha warung makan sate milik Harsono bisa dilintasi, ia mengaku debu tidak bisa terhindarkan. Debu sebutnya berasal dari aktivitas kendaraan proyek, lumpur mengering. Saat proses pemotongan titik jalan konstruksi beton, debu kerap tertiup angin. Beruntung ia menyebut dominan pelanggan memilih membeli sate dengan sistem take away (dibungkus).

“Pelanggan banyak yang enggan makan di tempat karena debu, saya juga masih beruntung bisa usaha, sebagian pilih tutup karena akses jalan belum diperbaiki,” ulasnya.

Perbaikan akses utama sisi kanan, kiri Jalan Ryacudu sebutnya harus diiringi dengan perbaikan drainase. Sebab saat penghujan pada sejumlah perumahan Korpri, Sukarame akses jalan tergenang air. Kondisi lingkungan yang berubah oleh peninggian jalan dan bertambahnya bangunan berimbas genangan air. Meski dilakukan perbaikan sementara berimbas debu, warga sebutnya was was genangan air kala penghujan.

Pedagang buah, Sodikin, memilih sementara pindah di jalur kanan Jalan Ryacudu di Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung yang memasuki tahap perbaikan, Rabu (4/8/2021). -Foto Henk Widi

Sodikin, salah satu pedagang buah menyebut normalnya ia berjualan di sisi kiri Jalan Ryacudu dari Jalinsum menuju Tol Sumatera. Dampak perbaikan ia menyebut harus selalu menutup buah jambu air, jambu jamaica, jeruk dan melon miliknya. Sebab jika tidak ditutupi dengan plastik, buah segar yang dijual olehnya terpapar debu. Selain berdampak bagi kesehatan pernapasan, pembeli kerap harus memilih buah yang bersih.

“Perbaikan diperkirakan selesai dalam waktu setengah bulan lagi karena masih tahap pengayaman besi di sebagian ruas,” bebernya.

Lihat juga...