Tumpukan Sampah di Pintu Air CBL Masih Terus Terjadi
Editor: Makmun Hidayat
Enjon, pegiat lingkungan di wilayah setempat, mengaku bahwa tim LH kewalahan dalam membersihkan sampah di pintu air Kali CBL secara manual. Sehingga ia bersama tim relawan peduli lingkungan ikut turun dibantu oleh puluhan petani.
“Hari ini, ada 30 puluhan petani dari wilayah Sukatani, yang mengkhawatirkan kondisi aliran air ke wilayah sawah mereka kering akibat tertutupnya pintu air CBL ke arah Sukatani. Sehingga mereka ikut turun membersihkan sampah secara manual,” tukasnya.
Tapi, jelasnya volume sampah yang datang dalam sehari lebih besar dari pada yang berhasil diangkut. Kondisi tersebut membuat hasilnya tidak maksimal karena pengangkutan sampah dengan cara manual membutuhkan tenaga ekstra dan waktu.
“Sampah dikeringkan dulu, dengan keranjang sebelum diangkat ke darat. Sehari bisa mengangkut paling dua Baktor. Tapi sampah yang datang dari atas sehari bisa tiga Baktor, artinya tidak seimbang yang diangkut sama sampah yang datang menumpuk,” tandasnya.
Kondisi tumpukan sampah di Pintu CBL, terus terjadi dan terus menerus jadi persoalan lanjutnya. Pintu Air CBL tersebut menjadi vital sebagai sumber air untuk pertanian di wilayah Sukatani.
“Harus ada kesadaran kolektif, dan bersama memiliki rasa tanggung jawab bersama terkait keberlangsungan lingkungan. Sehingga tidak seperti sekarang, satu sisi petugas melakukan pembersihan tapi pihak lain tidak peduli dan membuang sampah di kali,” pungkasnya.