SKSG UI: AS dan China Terus Berkompetisi Memperebutkan Jalur Sutra Baru
Sementara itu Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP UI Julian A. Pasha mengatakan pengaruh BRI-Cina terhadap konstelasi politik dan ekonomi global, serta reaksi dan strategi Amerika menghadapi BRI.
Ia menyampaikan bahwa dalam konteks masa lalu, jalur sutra adalah jalur perdagangan yang ada sejak 200 tahun Sebelum Masehi –saat Dinasti Han berjaya. Jalur tersebut selalu dilewati oleh para pedagang dari seluruh dunia yang membawa barang sutra keliling ke daratan Cina dan kemudian meluas menjadi beberapa negara di luar Cina seperti Asia Tenggara, sebagian di Arab (Persia), East Africa, dan Southern Europe.
“Jalur Sutra Baru Cina mencakup dua aspek, yaitu New Silk Road Economic Belt (daratan) dan Century Maritime Silk Road (lautan),” ujarnya menjelaskan.
Dosen Hubungan Internasional Universitas BINUS) Moch. Faisal Karim, Ph.D, sebagai narasumber ketiga melengkapi paparan dari narasumber sebelumnya, yaitu menyampaikan implikasi BRI terhadap Asia Tenggara dan bagaimana BRI dipandang sebagai bagian dari persaingan antara Amerika Serikat dan Cina.
Sebagai negara-negara superpower, Jalur Sutra adalah salah satu potensi dalam bidang ekonomi yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Kondisi ini menyebabkan timbulnya kompetisi atau persaingan perdagangan di antara keduanya. Saat ini dalam usahanya untuk membentuk Jalur Sutra baru, Cina telah menggandeng negara-negara Asia dan Afrika melalui mekanisme kerja sama infrastruktur.
Kebangkitan Cina pada Jalur Sutra baru merupakan salah satu kebijakan luar negeri dari negara “middle power” yang memiliki kekuatan militer dan ekonomi yang dapat mengancam tatanan internasional yang didominasi Amerika Serikat.