SKSG UI: AS dan China Terus Berkompetisi Memperebutkan Jalur Sutra Baru
DEPOK — Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Athor Subroto menyatakan bahwa saat ini Cina dan Amerika Serikat terus berkompetisi dalam hal memperebutkan “Jalur Sutra Baru”.
“Dalam konteks modern, Jalur Sutra adalah istilah yang dipergunakan untuk menyebut suatu jalur perdagangan yang sangat sibuk karena merupakan titik persilangan perdagangan antar berbagai negara di dunia,” kata Athor dalam keterangannya, Selasa.
Dosen Kajian Wilayah Amerika (KWA SKSG UI) Muhammad Fuad, mengatakan bahwa pada dasawarsa 1970-an dan 1980-an terjadi deindustrialisasi di Amerika Serikat yang dampaknya masih terasa hingga saat ini, yang kemudian muncul inisiatif/gagasan “Belt and Road Initiative” (BRI) oleh Cina.
Ia menjelaskan deindustrialisasi Amerika adalah keruntuhan sektor industri Amerika yang terjadi pada dasawarsa 1970-an dan 1980-an.
Industri, yang merupakan tulang punggung kemunculan Amerika Serikat dan menjadi kekuatan dunia pada awal abad ke-20, hampir semuanya runtuh –seperti baja, mobil, ban, tekstil, alat-alat rumah tangga, elektronik, dan perabot rumah tangga. Deindustrialisasi menciptakan “Rust Belt” di wilayah Northeast dan Midwest, juga penutupan pabrik-pabrik industri yang terdampak di wilayah lain, seperti Chicago dan Los Angeles.
China justru mengalami perkembangan pesat sebagai salah satu raksasa manufaktur dunia, sedangkan Amerika Serikat kini menjadi pasar terbesar produk-produk Cina.
“Motor utama yang mendukung BRI adalah manufaktur Cina yang kuat dan volume produksi yang besar. Sementara itu, basis ekonomi Amerika telah bergeser dari manufaktur ke industri servis,” ujar Muhammad Fuad.