Pendopo Soeharto-Whitlam, Saksi Bisu Pertemuan Pak Harto dan PM Australia

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

BANJARNEGARA — Terletak di sekitar kompleks Candi Arjuna, Dieng, yang sejuk dan dingin, sebuah pendopo tua tampak berdiri kokoh. Pendopo sederhana berbentuk rumah adat Jawa atau Joglo ini nampak menempati sebuah bukit kecil dengan dikelilingi pohon-pohon tua yang lebat.

Kepala Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara Jawa Tengah, Slamet Budiyono. Dok: Jatmika H Kusmargana

Meski terkesan biasa saja, pendopo ini ternyata menyimpan sepenggal sejarah penting perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasalnya di tempat terpencil inilah, sebuah perundingan singkat antara dua pemimpin negara pernah terjadi, dan membuat wilayah Timor Timur saat itu akhirnya berhasil menjadi bagian wilayah Indonesia.

Pendopo ini bernama Pendopo Soeharto-Whitlam. Diambil dari nama Presiden kedua Indonesia yakni HM Soeharto serta Perdana Menteri Australia saat itu Mr Gough Whitlam. Pertemuan antara kedua pemimpin negara itu tepatnya terjadi pada 7 September 1974 silam.

“Di pendopo inilah dulu Presiden Soeharto dan Perdana Mentri Australia Mr Gough Whitlam bertemu untuk melakukan perjanjian atau perundingan mengenai Timor Timur yang sekarang disebut Timor Leste. Selain sebagai tempat pertemuan, pendopo ini juga sebagai tempat peristirahatan,” ujar Kepala Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara Jawa Tengah, Slamet Budiyono.

Menempati lahan seluas kurang lebih 500 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 12 meter persegi, pendopo Soeharto-Whitlam memang terlihat unik dan tidak biasa. Dimana di hampir semua bagian dindingnya dibuat dengan menggunakan kaca. Sehingga dari dalam pendopo, bisa melihat kawasan dataran tinggi Dieng yang mempesona.

Lihat juga...