Pandemi, Industri Layanan Makanan Beralih ke ‘Cloud Kitchen’

Agregator makanan mengalami pertumbuhan lebih dari 30 persen, 65 persen dari pengiriman makanan online berasal dari agregator.

Peran agregator bagi industri jasa makanan di sini adalah untuk menghimpun data serta informasi dalam memperlancar pemesanan, pelacakan pembayaran, pengiriman, serta pengalaman konsumen.

Cloud-kitchen juga semakin populer dan sudah diterapkan oleh sebagian besar restoran cepat saji untuk mendorong pertumbuhan.

“Restoran berantai perlu beralih ke model jaringan hibrida yang menggabungkan toko fisik yang lebih kecil, cloud-kitchen dan outlet khusus untuk take away. Kehadiran restoran flagship akan tetap relevan untuk membangun kehadiran brand, tetapi ukuran akan lebih kecil 15 persen karena berkurangnya pelanggan yang makan di tempat. 30 persen portofolio perusahaan juga akan dialokasikan untuk cloud-kitchen,” ujar Shirley.

Untuk bisnis layanan makanan mandiri yang lebih kecil, laporan Kearney menunjukkan bahwa mereka mungkin perlu menutup toko fisik mereka, kemudian beralih sepenuhnya ke cloud-kitchen. Mereka juga akan bergantung pada agregator.

Sekitar 15 persen hingga 20 persen pesanan akan dipimpin oleh agregator. Industri jasa makanan akan menjadi lebih terkonsolidasi karena agregator makanan mengambil bagian besar dari pasar layanan makanan.

“Para agregator akan terus tumbuh pesat dan mendominasi ekosistem layanan makanan. Agregator telah berhasil membangun loyalitas pelanggan, contohnya dengan memberi kemudahan dalam pemesanan, pelacakan pembayaran, dan pengiriman. Agregator juga terus meningkatkan pengalaman konsumen dengan memberikan platform untuk ulasan restoran serta program langganan atau loyalitas,” ujar Siddharth.

Lihat juga...