Mengaku Dianiaya, Warga Sikka Laporkan Satgas Covid-19 ke Polisi
Editor: Koko Triarko
Emanuel menambahkan, saat ditarik oleh petugas dirinya sedang menundukkan kepala dan seketika pukulan bertubi-tubi menghujam kepala dan mukanya, sambil diseret ke mobil patroli.
Ia mengatakan, saat mengangkat wajahnya darah mengucur membasahi wajah dan baju, bahkan di mobil patroli pun dirinya diancam mau dipukul dengan senjata.
“Seorang petugas Satpol PP mengambil air mineral dan plester luka di kios saya, lalu membasahi wajah saya dan menutupi luka saya,” kata Emanuel.
Namun, darah terus mengucur deras dan plester luka terlepas. Namun, petugas tetap membawanya ke mobil sambil terus melakukan razia terhadap beberapa kios dan tempat pesta di belakang Rutan Maumere.
“Di belakang kompleks Rutan Maumere ada beberapa kios yang masih buka, tapi petugas menegur secara baik-baik, mengambil gambar dan mendata. Bahkan, ada beberapa warga yang sedang berkumpul karena ada pesta, tapi hanya ditegur saja,” sesalnya.
Emanuel pun bertanya-tanya, kenapa perlakuan terhadap dirinya sangat kejam, sementara yang lainnya hanya ditegur saja. Bahkan, ada kios di samping Polres Sikka yang masih buka hanya ditegur saja.
“Semalam saya sempat pusing saat tiba di Polres Sikka, karena darah mengucur terus. Saya dibawa ke rumah sakit untuk dijahit luka robek di pelipis mata. Sampai sekarang saya masih sulit membuka mata, sehingga tidak bisa membuka bengkel motor saya,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Satpol PP Kabupaten Sikka, Buang da Cunha, selaku pimpinan tim patroli gabungan, saat dikonfirmasi mengaku dia berada di lokasi kejadian dan menegur korban, tetapi tidak diladeni.
Buang mengaku menyuruh korban memakai masker dan membuang rokok, tapi tidak diindahkan. Bahkan, saat ditegur Kasat Sabhara Polres Sikka, korban malah menantang.