Bermain Egrang, Alternatif Rekreasi di Lingkungan Sekitar Rumah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kegiatan rekreatif masih dilakukan sejumlah anak di Lampung dengan permainan tradisional salah satunya egrang.

Azza, salah satu anak usia sekolah dasar di Desa Braja Yekti, Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur menyebut permainan tradisional yang dimainkan anak-anak mengikuti ‘musim’ atau tren. Sebelumnya tren permainan layangan, awal Juni egrang jadi alternatif.

Permainan egrang sebut Azza umumnya dibuat dari bambu. Namun anak-anak memilih memakai kayu dari batang pohon wungu. Batang kayu wungu atau laban sebutnya memiliki sifat kuat, ulet untuk digunakan sebagai egrang.

Proses pembuatan egrang memakai batang kayu sebutnya lebih kuat dibanding memakai batang bambu yang kerap pecah. Pembuatan egrang dibantu oleh orangtua dibantu anak-anak.

Egrang kayu sebut Azza dibuat dengan panjang sekitar 1,5 meter menyesuaikan ketinggian anak-anak. Bagian batang kayu dipergunakan sebagai pegangan, bagian bawah diberi tumpuan kaki.

Tumpuan kaki dibuat lebih lebar agar kaki bisa menapak saat egrang dinaiki. Pada tahap awal proses belajar naik egrang dibantu oleh rekan-rekannya hingga mahir.

“Saya dibuatkan ayah egrang kayu karena permainan ini jadi hiburan menarik saat liburan sehingga anak-anak hanya bermain di halaman rumah. Bagi yang belum memiliki egrang bisa meminjam lalu bisa membuat egrang untuk bermain dikombinasikan dengan permainan bola,” terang Azza saat ditemui Cendana News, Minggu (4/7/2021).

Permainan egrang sebut Azza membuat anak yang menaikinya lebih tinggi. Butuh latihan untuk bisa mempertahankan keseimbangan tubuh kala memainkannya.

Egrang sebutnya jadi permainan ketangkasan yang sudah biasa dimainkan anak-anak pedesaan. Memakai egrang anak-anak kerap melakukan permainan balapan dan bola memanfaatkan halaman rumah yang luas.

Lihat juga...