Warga Bakalankrajan Sukses Kembangkan Usaha Budidaya Ikan Nila di Kala Pandemi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Disebutkan, selain menjual ikan nila, Pokdakan Kampung Nila Slilir juga menjual paket budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Mulai dari kolam, pemasangan, instalasi, pengolahan air, tebar ikan, mereka yang mengerjakan semua.
Untuk satu paket kolam diameter 2 meter dijual seharga Rp2,4 juta. Diameter 3 meter Rp3,8 juta dan Diameter 6 meter seharga Rp5,8 juta.
“Jadi petani tinggal memberikan pakan saja. Kita juga memberikan petani pendampingan selama satu kali panen. Kemudian kalau mereka sudah mampu, baru kita lepas. Peminatnya sudah banyak, ada yang dari Gunung Kawi, Lawang, Dau, Kepanjen, Tumpang, Blitar dan Mojokerto,” imbuhnya.
Sementara itu tim teknis Kampung Nila Slilir, Tuy Juniarto mengatakan, dengan menggunakan sistem bioflog dapat menekan angka kematian pada ikan meskipun jumlah ikan yang ditebar lebih banyak.
“Kita menyebutnya Survival Rate (SR) atau angka kehidupan ikan pada sistem bioflok ini lebih tinggi dibandingkan dengan sistem budidaya lainnya. Sistem budidaya bioflok ini jika pengaplikasiannya benar, Insyaallah sampai akhir panennya aman,” sebutnya.
Selain itu, dari segi biaya hitungan bisnis, sistem bioflok ini juga lebih hemat. Karena dalam budidaya ikan, bukan hanya dari sisi pakan saja yang harus dihemat, tapi juga hemat dalam penggunaan air.
“Sayangnya penggunaan air jarang dimasukkan dalam perhitungan. Padahal kalau kita berada di daerah dengan kondisi air tidak melimpah dengan terus ganti air, maka baru akan terasa borosnya disitu. Tapi dengan penerapan sistem bioflok, air dalam kolam tidak perlu terlalu sering diganti,” pungkasnya.