Selama Pandemi, Ada 275 Kelahiran Satwa di Taman Safari Bogor
CISARUA – Taman Safari Indonesia (TSI) Group menyebut, lembaga konservasi yang berlokasi di Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tersebut, mampu melahirkan 275 satwa, meski di tengah kesulitan pandemi COVID-19.
“Tidak ada satwa jadi kurus apa lagi mati, malah 275 satwa lahir sejak awal 2020 sampai akhir 2020, atau selama pandemi COVID-19,” ungkap Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group, Jansen Manansang, di TSI Bogor, Senin (31/5/2021).
Menurutnya, meski awal pandemi tempat wisata tersebut ditutup untuk umum, sehingga berdampak pada minimnya pemasukan. Tetapi ia mengklaim, TSI Bogor tidak mengurangi porsi makanan para satwa. Pasalnya, TSI sempat menanam sayuran secara mandiri, untuk memenuhi kebutuhan pakan. Dan melakukan beberapa cara lain untuk tetap memberi makan satwa. “Di masa pandemi ini tidak ada yang kita kurangi, artinya dari segi pakan, segi perawatan standarnya sama seperti masa sebelum pandemi, dalam hal ini peran pemerintah juga membantu dukungan dalam segi pakan,” kata Jansen.
TSI melahirkan seekor bayi gajah yang dinamai Pulisia atau Pulihkan Indonesia, oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno. Bayi gajah yang usianya belum genap setahun itu berkelamin betina, hasil breeding di Taman Safari Bogor.
Pulisia lahir pada 15 Desember 2020 lalu, dari induk pejantan bernama David dan betinanya bernama Ganika. Jansen menyebut, kelahiran Pulisia menjadikan koleksi satwa gajah di TSI Bogor menjadi sebanyak 54 ekor. Sedangkan jumlah satwa di TSI Bogor jumlahnya diperkirakan lebih dari 3.000 ekor. (Ant)