Petani Lamsel Pilih Sadap Kelapa Hijau Dibandingkan Kelapa Cungap Merah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Sejumlah petani pilih mempertahankan kelapa cungap merah untuk diambil degan.
Ahmad, petani kelapa hibrida di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut menyewakan jenis kelapa hijau untuk disadap menjadi gula kelapa atau gula merah. Jenis kelapa merah sebutnya lebih memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dijual saat kondisi muda atau degan.
Memiliki sebanyak 200 batang tanaman kelapa, ia mengaku sebanyak 100 batang di antaranya merupakan kelapa cungap merah.
Sebanyak 100 batang lainnya disewakan kepada kerabatnya yang menekuni usaha pembuatan gula merah. Jenis kelapa cungap merah hibrida sebutnya sudah bisa dipanen saat usia 6 hingga 8 tahun. Nilai ekonomis tinggi berimbas pada harga bibit atau cikal Rp50.000 per buah.
Tren konsumsi kelapa muda cungap merah sebut Ahmad seiring dengan keyakinan akan manfaat kesehatan pada air dan daging buahnya.
Kandungan air kelapa cungap merah yang memiliki kadar isotonik tinggi membuat ia memanfaatkan peluang. Saat mendapatkan satu tandan kelapa cungap merah ukuran besar, ia akan memberi tanda cat merah. Tanda tersebut sekaligus pemberian pita dan melukai bagian kulit.
“Tanda yang diberikan pada bagian kelapa bertujuan untuk mempertahankan kelapa cungap merah hingga tua ditandai dengan warna kulit bercak kecoklatan. Bisa dipanen untuk digunakan sebagai benih atau bibit, untuk kembali ditanam pada kebun serta dijual kepada petani lain,” terang Ahmad saat ditemui Cendana News, Senin (7/6/2021).
Ahmad bilang kelapa cungap merah dengan ukuran kecil sudah bisa dipanen setelah satu bulan dari bunga. Ia kerap memanen kelapa muda atau degan cungap merah bahkan ketika belum memiliki daging.