Klaster Keluarga Dominasi Penyebaran Covid-19 di Bandung

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BANDUNG – Sejak 15 Juni lalu, Kabupaten Bandung resmi berstatus siaga satu Covid-19. Sejatinya, lonjakan kasus di wilayah tersebut telah terjadi mulai 30 Mei 2021, dan hingga 17 Juni 2021 tercatat penderita Covid-19 telah menyentuh angka 16.593.

“Ada enam klaster penyebaran yang kita identifikasi, namun klaster keluarga yang paling dominan, dengan total kasus 7.122. Kemudian klaster perkantoran 1.616 kasus, lalu pesantren 951 kasus, pabrik 868 kasus, pelaku perjalanan 678 kasus, dan fasilitas pelayanan kesehatan 542 kasus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Median, saat ditemui di Gedung Setda Kabupaten Bandung, di Soreang, Jumat (18/6/2021).

Catatan tersebut tentu harus menjadi perhatian serius. Grace mengimbau agar setiap keluarga dapat lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan. Pasalnya, klaster keluarga tidak bisa diintervensi secara penuh oleh Satgas wilayah, akan tetapi anggota keluarga itulah yang berperan penting.

“Sayangi keluarga kita dengan disiplin menerapkan prokes. Waspada, kalau perlu jangan bepergian jika tidak terlalu mendesak. Kita harap semuanya turut bekerjasama menurunkan angka penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bandung,” ungkap Grace.

Di tempat berbeda, Adin Mahroja, Ketua RT 03/RW 06 Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay mengaku, turut prihatin atas lonjakan kasus di Kabupaten Bandung, terutama di wilayah Ciparay yang masuk lima besar penyebaran Covid-19.

Adin Mahroja (dua dari kanan), Ketua RT 03/RW 06 Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Bandung, memimpin kegiatan penyemprotan cairan disinfektan di wilayahnya, Jumat (18/6/2021). Foto: Amar Faizal Haidar
Lihat juga...