Kesulitan Bahan Baku Tidak Halangi Eksistensi Produsen Batu Bata di Palas

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Batang kayu nangka jadi bahan pembakaran batu bata disiapkan oleh Harsono di Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, Selasa (1/6/2021). Foto: Henk Widi

Eksistensi usaha batu bata di Kecamatan Palas juga dipertahankan Ponimin. Warga di desa yang sama itu memilih menyediakan stok hingga lima truk tanah. Selain bahan baku tanah stok disiapkan berupa kayu bakar dan sekam. Ia mengaku butuh modal sekitar Rp5 juta untuk produksi.

“Hasilnya bisa dua kali lipat jika bisa memenuhi kuota produksi memenuhi permintaan pelanggan,” ulasnya.

Meski bahan baku mulai sulit diperoleh, Ponimin bilang produksi tetap berjalan normal. Mendatangkan bahan baku dari wilayah lain sebutnya bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi warga lainnya.

Produksi batu bata yang tetap eksis ikut mendukung peluang usaha pemasok kayu bakar. Harsono di Desa Sukaraja, Palas menyebut ia menyediakan kayu untuk pembakaran. Membeli dari petani seharga puluhan ribu, ia bisa menjual kayu seharga Rp350.000 per mobil. Kayu yang ditebang selanjutnya dipotong ukuran kecil.

Selain kayu bakar, ia juga melayani kebutuhan tanah bahan batu bata dari wilayah Sragi. Tanah bahan batu bata sebutnya dominan jenis tanah putih dan merah. Selain bahan untuk batu bata jenis tanah liat dengan harga sekitar Rp400.000 diperoleh dari wilayah Sragi.

Ia mengaku fokus pada usaha penyiapan bahan baku hingga pembakaran batu bata dan genteng. Omzet yang diperoleh bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Lihat juga...