Kasus COVID-19 Melonjak, FSGI Imbau Penundaan PTM

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia yang mencapai 2 juta lebih kasus, dengan 12,5 persennya adalah usia anak, mendorong Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) merekomendasikan agar Pembelajaran Tatap Muka ditunda.

Sekjen FSGI, Heru Purnomo menyatakan, melonjaknya kasus paparan COVID-19, seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk segera menghentikan ujicoba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah daerah yang positivity rate-nya di atas lima persen.

“Penghentian harus segera dilakukan agar jumlah anak yang berpotensi terinfeksi covid-19 dapat ditekan, termasuk pendidik, wajib juga dilindungi,” kata Heru pada awak media, Selasa (22/6/2021) malam.

Ia menyatakan dengan kondisi Indonesia saat ini, sulit untuk menjamin keamanan saat PTM dipaksa untuk dilaksanakan.

“Jika kasus terus melonjak dan sulit dikendalikan, maka pemerintah daerah wajib menunda pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru 2021/2022 yang dimulai pada 12 Juli 2021, mengingat kasus sangat tinggi dan positivity rate di sejumlah daerah di atas 5 persen, bahkan ada yang mencapai 17 persen. Kondisi ini sangat tidak aman untuk buka sekolah tatap muka,” ujarnya tegas.

Untuk wilayah yang tingkat paparannya di bawah lima persen, Heru mengungkapkan pemerintah daerah dapat saja memberlakukan PTM, dengan catatan harus ada mekanisme kontrol ketat dan mengakses langsung ke sekolah.

“Data faktual tentang kesiapan sekolah harus tersedia dengan benar. Data lokasi atau zona sekolah dan kondisi geografis lingkungan sekolah diperoleh, barulah pemerintah dapat memberikan izin sekolah utk tatap muka terbatas, dengan kapasitas 25 atau 50 persen. Selama Pelaksanaan Ujicoba itulah dilakukan pemantauan langsung untuk dapat melanjutkan PTM,” ujarnya lagi.

Lihat juga...