Ini Pengalaman Budi Daya Hortikultura bagi Pelajar di Nita

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Saat pelajar lainnya masih mengharapkan bantuan dana dari orang tua untuk membiayai sekolah, pelajar di Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sudah belajar mandiri dan membiayai sekolahnya sendiri.

“Saya sejak masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah mulai belajar menanam tanaman hortikultura sendiri. Uang yang saya dapat saya pakai untuk biaya sekolah,” kata Laurensius Kayetanus Bura, pelajar asal Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT, saat ditemui di kebunnya Senin (21/6/2021).

Pelajar SMAN 1 Nita asal Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT, Laurensius Kayetanus Bura saat ditemui di kebunnya, Senin (21/6/2021). Foto: Ebed de Rosary

Laurensius mengaku, mulai ikut belajar menanam hortikultura sejak masuk sekolah SMP dan sejak kelas 3 SMP sudah bisa menanam dan merawat sendiri di lahan milik saudaranya.

Ia menyebutkan, sejak bulan Desember tahun 2020 mulai mengolah lahan milik saudara dengan menanam tomat di mana semua benih, pupuk dan lainnya disiapkan oleh saudaranya.

“Saat panen bulan Februari 2021, saya mendapat untung bersih Rp13 juta. Uangnya dipakai untuk membeli sepeda motor bekas dan membantu orang tua membayar biaya sekolah,” ucapnya.

Pelajar 17 tahun ini mengaku, tahun 2020 tersebut, dirinya menanam tomat sebanyak 1.500 pohon dan harga jualnya sedang anjlok di mana satu kilogramnya dijual Rp2 ribu.

Selain tomat, dirinya juga menanam semangka dan sayuran lainnya seperti sawi dan buncis termasuk juga semangka dan mendapatkan keuntungan bersih dari menjual semangka Rp2 juta.

Lihat juga...