Wapres: Alih Fungsi Lahan Ancaman bagi Ekosistem Pertanian
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Luas lahan pertanian sebagai media untuk memproduksi pangan semakin berkurang menjadi ancaman bagi ekosistem pertanian Indonesia.
Wakil Presiden, KH. Ma’ruf Amin, menegaskan, alih fungsi lahan menjadi ancaman yang serius bagi ekosistem pertanian di Indonesia.
“Berubahnya fungsi lahan, sawah membawa dampak yang sangat luas antara lain menjadi ancaman bagi ketahanan pangan, kemiskinan petani, dan kerusakan ekologi di pedesaan,” ungkap KH. Ma’ruf, pada seminar nasional Ketahanan Pangan Keluarga dan Amaliyah Ramadan 1442 Hijriah yang digelar oleh Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRM MUI) secara virtual di Jakarta yang diikuti Cendana News, Senin (3/5/2021).
Dia menyebut, data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN) menunjukkan bahwa luas lahan baku sawah menurun dari 7,75 juta hektar pada tahun 2013 menjadi 7,46 juta hektar pada 2019.
Sementara itu luas panen data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan metode kerangka simpel area (KSA) menurun dari 11, 38 hektar tahun 2018 menjadi 10,68 juta hektar 2019. Dan menurun lagi menjadi 10, 66 juta hektar pada 2020.
“Mengamati perkembangan ini, maka rata-rata sawah hanya ditanam sebanyak 1,4 kali,” ujar KH. Ma’ruf Amin yang menjabat Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI.
Namun demikian kata dia, meskipun luas panen di tahun 2020 turun dibandingkan 2019 tapi produksi padi mengalami sedikit kenaikan dari 54,60 juta ton tahun 2019 menjadi 54,65 ton di 2020.
Hal ini menurutnya, disebabkan adanya produktivitas di sejumlah provinsi. Dimana data ini menunjukkan bisa diolah lebih cepat.