Produksi Sempat Turun, Petani di Sikka Tanam Tomat Lagi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Dampak badai siklon tropis Seroja mengakibatkan banyak tanaman tomat milik petani hortikultura di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penurunan produksi hingga 50 persen akibat pohon tomat mengalami kekeringan.

“Sekarang petani mulai tanam tomat lagi karena sudah tidak ada hujan lagi,” sebut Yance Maring, petani hortikultura di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui di kebunnya, Senin (3/5/2021).

Yance Maring, petani hortikultura di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui di kebun hortikulturanya, Senin (3/5/2021). Foto: Ebed de Rosary

Yance katakan, tanaman hortikultura seperti tomat dan lombok memang rentan terserang hama dan mengalami penurunan produksi apabila hujan sering turun dengan intensitas atau curah hujan tinggi.

Maka para petani hortikultura mulai banyak yang menyediakan bedeng lagi dan menyemai bibit agar bisa mulai tanam kembali di pertengahan bulan Mei 2021 mengingat banyak yang mengalami penurunan produksi.

“Hanya ada beberapa petani saja yang tanaman tomat dan cabainya tidak terkena dampak karena belum memasuki masa panen. Tomat saya semuanya terkena dampak tetapi tanaman cabainya tidak karena baru memasuki masa panen,” ujarnya.

Yance mengakui, usai badai siklon tropis Seroja cuaca kembali panas sehingga mengakibatkan daun pohon tomat mengering dan buahnya pun sangat kecil sekali.

Dia sebutkan, biasanya satu pohon menghasilkan 4 kilogram tomat tetapi akibat terserang badai dan hama penyakit, satu pohon tomat hanya menghasilkan satu kilogram saja.

Lihat juga...