Wacana Nuklir sebagai Sumber Energi Sudah Ada Sejak Pemerintahan Soeharto

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Aplikasi nuklir pertama kali yang digunakan sebagai senjata, meninggalkan bekas dalam pikiran seluruh warga dunia, bahwa nuklir hanya memiliki dua makna yaitu radioaktif dan senjata.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan menyampaikan beragam manfaat pengembangan iptek nuklir dalam dialog online, Rabu (18/5/2021) – Foto Ranny Supusepa

Kenyataannya, di masa sekarang, tepatnya di Indonesia, pengembangan iptek nuklir terlibat dalam banyak sektor masyarakat. Mulai dari potensi penyediaan energi bersih berintensitas tinggi hingga kesehatan, yang tanpa disadari sudah dipergunakan oleh banyak masyarakat. Atau penelitian bahan pangan hingga teknologi pengawetan makanan. Atau pemantauan fasilitas industri dalam hal perawatan maupun pantauan kelayakan.

Yang paling tidak disadari juga keterlibatan iptek nuklir dalam pemantauan polutan maupun pemantauan kebocoran bendungan, sangat bertolak belakang dengan isu yang selalu menyatakan bahwa nuklir hanya bisa merusak lingkungan.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan menyatakan, sejak masa-masa awal pemerintah Indonesia, para pemimpin sudah peduli dengan keberadaan atom ini. Karena negara-negara lain saat itu sedang giat mempelajari penggunaannya dan Indonesia turut mempelajarinya untuk mengetahui dampak-dampaknya.

“Inti dari pengembangan iptek nuklir di Indonesia adalah menghadirkan iptek nuklir sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kalau saat ini masyarakat butuh listrik berbasis energi bersih maka BATAN akan menghadirkan iptek nuklir dalam menghasilkan energi dengan bahan yang bersih dan tentunya aman dan selamat,” kata Anhar saat dihubungi, Rabu (18/5/2021).

Lihat juga...