Pentingnya Analisa Hidro-oseanografi dalam Budi Daya Kelautan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Kondisi arus dan gelombang tersebut kemudian digunakan sebagai data input dari suatu simulasi arus dan gelombang dalam mentransformasikan pakan di kolom air laut. Berdasarkan simulasi tersebut kita bisa mengetahui berapa lama waktunya pakan pelet “stay” di permukaan laut atau melayang di kolom air, sehingga ikan memiliki kesempatan untuk memakan,” ungkapnya.

Selain itu, Widodo menyatakan, mengukur kondisi arus laut di sekitar lokasi budi daya laut juga menjadi penting dalam rangka mengidentifikasi adakah potensi sumber pencemaran air laut terdekat yang bisa terbawa oleh arus mencemari lokasi perairan budi daya laut.

“Ini pengalaman dari penelitian yang saya lakukan di wilayah tambak saja, di pesisir, bukan fasilitas budidaya di laut, untuk tesis magister. Di mana saya mensimulasikan secara 2 dan 3 dimensi, bagaimanakah peran pasang surut di dalam air yang dibuang ke laut dari sisa budi daya tambak. Apakah kemudian berdampak meningkatkan nutrien di perairan laut di depan lokasi tambak? Apakah berpeluang masuk kembali ke dalam tambak ketika tambak diisi air dari laut untuk digunakan aktivitas budi daya kembali?” ujar peneliti yang mendapatkan Magister Sains di ITB ini.

Karena itu, ia menegaskan untuk setiap kegiatan budi daya baik budi daya di tambak pesisir maupun budi daya di tengah laut, diperlukan wilayah buffer perairan.

“Dan wilayah buffer tersebut harus tergambar atau teralokasikan di dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang diberikan, ditetapkan izin lokasinya dalam rangka melindungi dan memberikan jaminan keberlanjutan bagi kegiatan budi daya tambak dan budi daya laut. Karena ketika tidak ditetapkan atau tidak dialokasikan, maka bisa terjadi di depan lokasi budi daya tambak dialokasikan kegiatan lain. Kemudian berpotensi mencemari atau mengganggu suplai air untuk kegiatan budi daya tambak atau budi daya laut,” pungkasnya.

Lihat juga...