Marning, Kuliner Renyah yang Disukai Warga Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Warisan tradisi kuliner Nusantara erat kaitannya dengan produk pertanian. Marning, salah satu kuliner berbahan pertanian berupa jagung jadi salah satu kuliner tradisional.
Suyatinah, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) kerap membuat marning untuk camilan. Camilan renyah, gurih yang digoreng dengan varian rasa pilihan jadi hidangan lezat.

Suyatinah menyebut memilih jenis jagung manis untuk bahan marning. Ia mengaku menanam jagung manis yang dibudidayakan hingga tua.
Proses pembuatan marning sebutnya cukup mudah. Jagung yang dipanen selanjutnya akan dikupas dari kulit atau kelobot. Pemipilan jagung manis bahan marning dilakukan olehnya memakai tangan.
Jagung yang telah dipipil sebut Suyatinah selanjutnya akan direbus. Proses perebusan bertujuan untuk melunakkan tekstur biji jagung. Selain lunak, jagung bisa lebih mengembang dari ukuran semula.
Proses perebusan akan diiringi dengan pemberian garam yang berfungsi sebagai pemberi rasa gurih. Garam juga secara alami menjadi pengawet agar memiliki daya simpan lama.
“Setelah melalui proses perebusan, selanjutnya jagung dikeringkan dengan memakai wadah tampah agar kadar air turun sekaligus memisahkan bagian kulit ari pada biji jagung, pengeringan memakai cara alami dengan sinar matahari,” ungkap Suyatinah saat ditemui Cendana News, Sabtu (22/5/2021).
Suyatinah bilang jagung yang telah kering bisa disimpan dalam wadah kedap udara sebelum digoreng. Pengolahan tahap lanjutan akan dilakukan saat marning akan disajikan.