Lepet, Olahan Beras Ketan yang Hanya Ada di Lebaran Ketupat
Editor: Maha Deva
SEMARANG – Selain ketupat, lepet menjadi sajian yang tidak boleh terlewatkan pada saat perayaan Lebaran Ketupat, 8 Syawal. Makanan yang terbuat dari beras ketan tersebut, menjadi menu spesial, lantaran tidak hadir setiap hari.
Dilihat secara sekilas, lepet berbeda dengan ketupat. Memiliki bentuk memanjang, makanan ini dibungkus dengan daun kelapa atau janur utuh, dan bertali bambu. Lepet memiliki cita rasa asin gurih. “Setiap lebaran, selain ketupat dan lontong, saya pasti membuat lepet. Ini karena menjadi ciri khasnya, terutama pada Lebaran Ketupat, atau seminggu setelah Idulfitri. Jadi ini sudah menjadi tradisi turun temurun,” papar Sutinah, warga Tembalang Kota Semarang saat ditemui di rumahnya, Sabtu (22/5/2021).
Untuk membuat lepet, bahan-bahan yang diperlukan relatif sederhana yaitu, beras ketan, kelapa muda dan garam. “Pertama beras ketan direndam terlebih dulu, dan diberi garam. Tujuannya agar lebih padat , sementara untuk garam sebagai perasa. Setelah ditiriskan, campur beras ketan tersebut dengan parutan kelapa muda. Setelah itu baru dimasukkan dalam selongsong janur,” terangnya.
Jika selongsong ketupat memakai satu janur yang dibelah jadi dua lembar, untuk lepet, pakai janur utuh. “Cukup ditangkupkan dan diikat dengan tali bambu,” terangnya.
Saat mengisi beras ketan dalam wadah janur, juga tidak boleh terlalu penuh, kira-kira hanya 4/5 bagian. Sehingga saat direbus, beras ketan yang mengembang tidak sampai keluar dari wadah. “Setelah itu, baru masak dengan cara dikukus hingga matang,” lanjut Sutinah.
Mengenai penggunaan tali bambu, wanita paruh baya tersebut, menjelaskan, tali bambu tersebut selain kuat, juga mampu menyesuaikan. “Tali bambu ini sifatnya elastis, saat kena uap air, jadi bisa mengikat erat. Selain itu, jaman dulu tidak ada tali rafia atau karet, jadi juga memanfaatkan yang ada di lingkungan,” ungkapnya.