Kelulusan 546 Mahasiswa Indonesia di Cina, Tertunda
BEIJING – Sedikitnya 546 mahasiswa asal Indonesia dari jenjang S1 hingga S3 di sejumlah perguruan tinggi di Cina, tertunda kelulusannya akibat terdampak pandemi Covid-19.
“Mereka terkendala teknis pembelajaran jarak jauh selama pandemi,” kata Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Selasa (11/5-2021).
Biasanya dalam satu tahun, Cina meluluskan 1.400 hingga 1.800 pelajar Indonesia dari berbagai jenjang pendidikan. Namun sejak pandemi melanda, tingkat kelulusannya tinggal 60 persen.
“Beberapa mahasiswa eksakta yang belajar daring mengalami beberapa kendala, seperti laboratorium, praktikum, koas (co-assistant bagi mahasiswa tingkat akhir kedokteran) dan lain-lain,” ujar Yaya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, tidak ada jalan lain kecuali mendesak pemerintah Cina untuk mengizinkan para pelajar dari Indonesia masuk kembali.
“Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain juga menyampaikan hal serupa kepada otoritas Cina. Beberapa pelajar Cina juga mendesak ingin melanjutkan sekolah di Indonesia,” katanya menambahkan.
Ia menyebutkan, sebanyak 44 mahasiswa Cina yang meraih program beasiswa Dharmasiswa dalam dua periode 2019 dan 2020 juga belum bisa diberangkatkan ke Indonesia karena pandemi.
Sementara dari 15.760 pelajar Indonesia di Cina terdapat 1.352 orang yang masih bertahan di kampusnya masing-masing, di 27 kota di daratan Tiongkok itu sejak pandemi Covid-19 merebak, sedangkan yang lain sudah berada di Indonesia untuk menjalani perkuliahan jarak jauh.
Dalam beberapa waktu terakhir, Cina membuka akses bagi orang asing selain untuk tujuan berwisata dan belajar. Salah satu syarat untuk mendapatkan visa Cina, maka pemohon harus menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19 buatan Cina.