Toa dan Lonceng Jadi Alat Peringatan Dini Bencana di Adonara

“Pada Rabu (7/4) sekitar jam 00.00 WITA, saya dapat laporan dari warga di sekitar dermaga Waiwerang, katanya akan ada banjir susulan. Warga berlarian sampai ada yang jatuh. Tapi, kan ternyata itu berita bohong,” katanya.

Warga setempat, kata dia, cenderung mudah terprovokasi. Sebab, informasi bencana datang dari orang-orang terdekat mereka tanpa konfirmasi kepada pihak terkait.

Kartini menceritakan, sejak Rabu dini hari seluruh telepon seluler warga di Flores Timur mengalami gangguan selama 16 jam. Situasi itu dibarengi dengan beredarnya informasi akan ada banjir susulan.

“Masyarakat banyak lari ke gunung, tapi ternyata itu tidak benar,” katanya.

Sementara itu dari pantauan di sekitar kawasan Waiburak dan Waiwerang Kota, tidak tampak adanya alat sirine mitigasi bencana.

Satu spanduk bertuliskan “Flores Timur Tanggap Bencana” terpasang di dekat pusat pertokoan dan Pasar Waiwerang Kota dalam kondisi yang lusuh, dan sebagian spanduknya robek akibat faktor usia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Thomas Bangke, yang dihubungi melalui sambungan telepon belum memberikan tanggapan hingga berita ini dilaporkan. (Ant)

Lihat juga...