Tingginya Angka Kematian Ibu Jadi PR Besar di Gorontalo Utara
Kondisi itu berdampak pada tingginya AKI, bahkan kematian anak. Karena itu, masyarakat diimbau tidak takut ke puskesmas dan rumah sakit untuk memeriksakan kandungan dan kesehatan.
“Tidak perlu takut dirawat inap atau jika harus di-‘swab’ agar penyebaran virus Corona dapat ditekan. Itu yang terus kami sosialisasikan,” katanya.
Ia mengatakan, kepedulian terhadap ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas diharapkan menjadi prioritas.
Rumah Tunggu
Dinas Kesehatan setempat menyiapkan fasilitas berupa rumah tunggu kelahiran (RTK) bagi keluarga tidak mampu yang harus dirujuk ke rumah sakit.
Ia mengatakan, RTK berada di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki di Desa Bulalo, Kecamatan Kwandang serta di RS Dunda Limboto dan RS Ainun di Kabupaten Gorontalo.
RTK yang disiapkan berada tepat di depan Toko Agung Baru, juga dua RTK di Rumah Sakit Aloe Saboe di Kota Gorontalo.
Keluarga kurang mampu dapat menunggui persalinan ibu hamil dengan menginap di fasilitas tersebut, diberi makan dan beberapa bantuan lainnya.
Bahkan, di RTK kompleks Rumah Sakit Aloe Saboe telah digunakan keluarga yang menunggui bayi penderita hidrosefalus dari Desa Mootinelo, Kecamatan Kwandang pada 2020.
Penghuni RTK dibiayai pemerintah daerah. Mereka dapat menginap gratis selama menunggu persalinan dan perawatan ibu melahirkan yang dirujuk ke tiga rumah sakit itu.
Ke depan, Dinas Kesehatan akan membantu pendampingan di seluruh puskesmas, khususnya bagi ibu hamil berisiko tinggi.
Ia mencontohkan, pendampingan melalui bantuan Pemerintah Provinsi Gorontalo pada 2017 dan 2018, dengan lokus Puskesmas Anggrek, Molingkapoto, dan Kwandang.
Saat itu tidak ditemukan AKI di tiga puskesmas tersebut, sebab pendampingan terhadap ibu hamil berjalan optimal dengan alokasi anggaran memadai. Namun, pada 2020 dan 2021 anggaran yang telah direncanakan pihaknya harus terkena kebijakan refocusing.